Jumat, 18 Januari 2013

A (Real Life) Cinderella Story -Prologue-

Hello, my lovely readers! I wanna say sorry for my decision to delete my first fanfiction. I think the story is too privacy. But now I post this one instead. This one is for my bestfriend, hope you enjoy, Magda! ;) Well, so…. Let’s read! :P


Prologue

            “Promise me you won’t forget about me. About us.” Kata seorang anak laki-laki.
“Never. You too.” Balas seorang anak perempuan yang duduk di sebelahnya. Anak laki-laki itu hanya menggangguk. Mereka berada di tempat favorit mereka di taman, menunggu matahari tenggelam, kegiatan rutin yang selalu mereka lakukan.
            “So, is it the time to say goodbye?” tanya si anak perempuan ketika langit sudah mulai gelap. Matahari sudah tenggelam setengahnya.
“I don’t want to say goodbye.”
“Neither me nor you want to do it.” Mereka berdua menahan air mata mereka agar tidak jatuh.
“Here. So you will never forget about me.” Anak laki-laki itu berkata seraya menyerahkan sebuah kalung kepada anak perempuan itu. Anak perempuan itu membuka bandul kalung itu, dan didalamnya terdapat foto mereka berdua. Anak perempuan itu menggenggam kalung itu erat di dalam tangannya.
“Please never took off this bracelet of your hand.” Ucap anak permpuan itu sambil melihat ke arah gelang yang anak laki-laki itu pakai. Mereka mengenakan gelang yang sama, yang menunjukkan bahwa mereka adalah sahabat. Terdapat ukiran nama mereka dan sebuah tulisan yang berbunyi: “Lou and Becks. Bestfriend Forever.”
Anak laki-laki tersebut memeluk si anak permpuan. Kali ini, mereka membiarkan air mata mereka membasahi pipi mereka. “Promise me you will write me, or call me, or anything!” ujar anak laki-laki itu ketika mereka berpelukan.
“Yeah, I will. Promise me you will do the same.” Anak laki-laki itu mengangguk.
Mereka melepas pelukan mereka. “So…. Goodbye, Louis.”
“Goodbye, Becks. Oh, and Becky, do not make this as the end of our friendship. Our friendship doesn’t have an end, remember?”
Anak perempuan itu tersenyum, menghapus air matanya dengan punggung tangannya. Mereka mengaitkan jari kelingking mereka dan tersenyum. “We will meet again.” Mereka berkata secara bersamaan.
Dan dengan matahari yang sudah sepenuhnya tenggelam, mereka berjalan ke arah yang berlawanan, ke arah rumah masing-masing. Siap untuk berpisah. -to be continue…-

Tidak ada komentar :

Posting Komentar